Langsung ke konten utama

Work Out Program at GE Case

Program Work Out di GE

Ringkasan kasus

Genaeral Electric memulai program workout ada awal 1990. Proses ini berlanjut menjadi tulang punggung dalam upaya GE memprakarsai perubahan. Pendorong lairnya workout adalah keyakinan CEO GE bahwa kultur perusahaan terlalu birokratis dan lamban dalam menangani perubahan. Ia ingin menciptakan kendaraan yang secara efektif akan melibatkan dan memberdayakan para pekerja GE. Workout mempertemukan semua karyawan dan manajer dari berbagai fugsi dan tingkatan dalam sebuah organisasi ke sebuah pertemuan informal selam tiga hari guna mambahas dan memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasikan oleh karyawan dan manajemen senior. Tim-tim kecil dibentuk, orang didorong untuk menantang asumsi yang sudah mapan menyangkut “cara kita melakukan sesuatu” dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan sinifikan dalam proses-proses organisasi. Tim workout kemudian mempresentasikan rekomendasi mereka kepada seorang manajer senior dalam sebuah temu publik yang disebut Pertemuan Kota.

Pada pertemuan kota itu, manajer penangung jawab mengawasi diskusi tentang rekomendasi dan selanjutnya ia diwajibkan membuat keputusan ya atau tidak saat itu juga. Rekomendasi-rekomendasi yang telah diterima diberikan kepada para manajer pada saat itu juga. Logika dibalik workout adalah untuk mengidentifikasikan masalah, merangsang berbagai masukan, dan memberikan mekanisme bagi keputusan dan tindakan yang cepat.

Baru-baru ini CEO GE Jeffrey Immelt telah memperluas konsep workout untuk membangun kapasitas perusahaan dalam mengantisipasi teknologi masa depan dan terlibat dalam perencanaan jangka panjang, GE ingin semua manajernya ahli dalam pemikiran strategis yang semakin besar perusahaan percayakan hanya kepada manajer senior. Sebagai contoh: GE menawari para manajer kelas-kelas baru yang fokusnya dalah pembelajaran tentang bagaimana menciptakan lini bisnis baru.

Jawaban pertanyaan kasus.

1.     Jenis perubahan struktural, program workout ini mempertemukan para staf dengan manajer hingga manajer senior untuk duduk sejajar dalam membicarakan masalah dan perubahan yang dihadapi perusahaan, ini sesuai dengan teknik intervensi struktural yang berusaha merubah struktur organisasi menjadi semakin datar sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Sesuai juga tujuan awal dari pembentukan program workout ini yaitu mengubah kultur organisasi yang terlalu birokratis sehingga lamban dalam menghadapi perubahan.

2.     Alasan dari perubahan struktural adalah mengurangi tingkatan hierarki dalam kewenanan sehingga proses komunikasi menjadi semakin lancar. Dalam menghadapi perubahan dan masalah yang dihadapi GE melalui program workout ini, hambatan hierarki kewenangan sehingga melancarkan komunikasi dua arah antara bawahan dan atasan. Jadi faktor utama keberhasilan dari program ini adalah mampu mempertemukan staf dari berbagai jenjang untuk menyampaikan masalahnya dan mencari solusi bersama-sama. Dengan demikian program-program yang akan dijalankan menjadi diketahui semua staf dan menjadikan tujuan program tanggung jawab bersama, karena keterlibatan mereka, dan peyatuan persepsi masing-masing staf. Konsekuensi negatif menurut saya yang dapat timbul dari program seperti ini adalah faktor kedekatan antara atasan dan bawahan yang menjadi dekat dapat mengurangi karisma atasan dan rasa hormat bawahannya, jika terjadi kedekatan yang diluar batas. Pada daerah dengan kultur kedewasan dan pendidikan rendah warganya program seperti ini mungkin di rasa sulit, karena dapat menimbulkan kekacauan dimana msing-masing memiliki kepentingan yang berbeda dalam menentukan tujuan organisasi. Jadi program ini akan menjadi tidak efektif jika orang-orang yang terlibat didalamnya tidak memiliki kapasitas, pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman yang cukup unuk memecahkan masalah yag dihadapi dan membuat suatu inovasi baru.

3.     Mengapa Immelt merevisi konsep workout, menurut saya ada beberapa alasan:

a.     Program workout yang dirasa hanya membahas kondisi saat ini (presence), diperluas untuk membangun kapasitas perusahaan dalam mengantisipasi teknologi masa depan dan terlibat dalam perencanaan jangka panjang.

b.     Pembentukan kelas-kelas baru bagi para manajernya tentang bagaimana menciptakan lini isnis baru, ini dapat menjadi dasar pengetahuan untuk diaplikasikan dalam program workout. Jadi CEO Immelt berusaha memasukkan penetahuan dasar sehingga program workout menjadi memiliki arah yang positif.

4.     Suatu pengetahuan baru yang penting bagi organisasi sebaiknya di komunikasikan ke seluruh anggota organisasi, mengapa kkelas-kelas baru ini hanya ditujukan kepada manajer senior, CEO Immelt pasti memiliki pertimbangan-pertimbangan khusus yang kemungkinan adalah:

a.     Efisiensi, dimana kelas-kelas seperti ini memerlukan pendanaan yang cukup tinggi.

b.     Diharapkan para manajer senior ini akan mengaplikasikan ilmu baru mereka melalui program workout. Sehingga pengetahuan baru itu dikomunikasikan kesemua staf melalui program workout ini, menjadi pengetahuan ersama dalam menentukan langkah-langkah organisasi. Dengan demikian pengetahuan baru ini dimiliki setiap anggota organisasi.

5.     Seperti yang saya utarakan diatas bahwa program worout ini akan berlangsung afektif apabila setiap anggotanya memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang cukup untuk mencari solusi untuk mengahadapi masalah dan perubahan yang ada. Jadi menurut saya pendidikan, pelatihan melaui kelas-kelas khusus mengenai perubahan dan teknologi baru, serta bagaimana menghadapinnya adalah sangat penting. Di era hiperkompetisi ini dimana bisnis semakin menjadi “red ocean” pengetahuan bagaimana membuat inovasi dan mengembangkan lini bisnis baru adalah penting bagi perusahaan agar tetap suvive. Mendistribusikan pengetahuan dalam menghadapi perubahan dan bertindak cepat terhadap perubahan sangat penting dikuasasi organisasi dalam menghadapi dunia global dimana “chaos” adalah sebuh normalitas baru dalam dunia usaha.

 

Komentar

  1. Minta izin untuk di kopas... cuman permasalahannya gimana konsekuesi negatif yang timbul pada organisasi tsb, kalau menngunakan perubahan struktural...mksh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ambulan P3K di Upacara Hari Pahlawan di Lapangan Renon Pagi Ini Kewalahan Karena Banyak Yang Pingsan

Pingsan saat upacara bendera merupakan suatu hal yang sering terjadi, terutama pada upacara yang dilaksanakan di lapangan terbuka seperti di Lapangan Renon Bali. Selain karena faktor cuaca, pingsan juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan peserta yang kurang fit, dan kurangnya persiapan dari panitia upacara. Salah satu persiapan yang dapat dilakukan oleh panitia upacara adalah mempersiapkan tenda emergency dan staf medis yang cukup di lapangan. Hal ini sangat penting untuk menjaga keselamatan peserta upacara, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang tidak stabil. Tenda emergency dapat digunakan sebagai tempat pertolongan pertama bagi peserta upacara yang mengalami pusing, lemas, maupun pingsan. Personal medis seperti dokter dan perawat yang dapat memberikan pertolongan pertama pun dapat disiapkan oleh panitia upacara, yang merupakan hal tersendiri. Selain itu, panitia upacara juga harus memastikan bahwa stok air minum yang cukup tersedia di lapangan. Te

Pentingnya Penggunaan Dana Desa Yang Tepat Dalam Penurunan Angka Stunting

Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk dikelola dan digunakan oleh desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Program ini dimulai pada tahun 2015 sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pembangunan di desa-desa di seluruh Indonesia. Dana Desa dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, seperti pembangunan infrastruktur desa (misalnya jalan, jembatan, sarana air bersih), peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan peningkatan kapasitas aparatur desa. Pengelolaan Dana Desa diatur oleh Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. Setiap desa diharuskan untuk merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan penggunaan Dana Desa secara transparan dan akuntabel. Rencana penggunaan Dana Desa harus disusun melalui musyawarah desa dan harus mencerminkan kebut

Pelatihan Manajemen Pemerintahan Desa Bagi Para Kepala Desa Adalah Kunci Penurunan Angka Stunting

  Penurunan angka stunting adalah salah satu tantangan kesehatan yang serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Stunting mengacu pada kondisi di mana seorang anak mengalami pertumbuhan fisik yang terhambat, biasanya akibat kekurangan gizi kronis dan nutrisi yang tidak memadai selama periode pertumbuhan awal mereka. Angka stunting yang tinggi dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada perkembangan fisik dan kognitif anak, serta pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di masa depan. Pemerintah desa, khususnya peran kepala desa, memiliki peran penting dalam upaya penurunan angka stunting. Mereka adalah pemimpin lokal yang berada di garis depan dalam mengelola sumber daya dan program-program yang memengaruhi kesejahteraan anak-anak di wilayah desa mereka. Oleh karena itu, pelatihan manajemen pemerintahan desa menjadi kunci dalam upaya mengatasi masalah angka stunting. Ada beberapa alasan penting mengapa pelatihan manajemen pemerintahan desa menjadi kunci penur