Langsung ke konten utama

Apa Pentingnya Skrining Penyakit Jantung Bawaan Kritis?



Skrining penyakit jantung bawaan kritis adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan jantung yang memerlukan intervensi segera pada bayi baru lahir. Skrining ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut oksimetri denyut, yang dapat mengukur kadar oksigen dalam darah. Skrining ini dilaksanakan pada bayi berusia 24-48 jam pada tangan kanan dan kaki1. Skrining ini penting karena penyakit jantung bawaan kritis dapat menyebabkan kematian atau komplikasi serius jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan cepat. Penyakit jantung bawaan kritis dapat menyebabkan sirkulasi darah yang tidak normal, sehingga bayi dapat mengalami sianosis (kulit kebiruan), gagal jantung, atau syok2. Skrining ini dapat membantu mencegah hal-hal tersebut dan meningkatkan kualitas hidup bayi dengan penyakit jantung bawaan kritis.

Penyakit jantung bawaan kritis adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir dan menyebabkan gejala yang berat dan mengancam jiwa. Penyakit ini memerlukan intervensi medis segera dalam tahun pertama kehidupan. Penyakit jantung bawaan kritis dapat mengganggu aliran darah dari dan menuju jantung, sehingga menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) pada jaringan tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan sianosis (kulit kebiruan), gagal jantung, syok, atau kematian. Penyakit jantung bawaan kritis mencakup tujuh jenis kelainan primer, yaitu sindrom hipoplasia jantung kiri, atresia pulmonal, tetralogi Fallot, anomali total aliran vena pulmonal, transposisi arteri besar, atresia trikuspidalis, dan trunkus arteriosus12.

Penyebab penyakit jantung bawaan kritis belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kelainan ini. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain adalah riwayat keluarga dengan penyakit jantung bawaan atau kelainan genetik, infeksi virus pada ibu hamil, diabetes atau penyakit autoimun pada ibu hamil, penggunaan alkohol, rokok, atau obat-obatan tertentu pada ibu hamil, paparan pelarut organik pada ibu hamil, atau penyakit turunan tertentu3.

Penyakit jantung bawaan kritis dapat dideteksi dengan melakukan skrining oksimetri denyut pada bayi baru lahir. Skrining ini dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat mengukur kadar oksigen dalam darah pada tangan kanan dan kaki bayi. Skrining ini dilaksanakan pada bayi berusia 24-48 jam setelah lahir1. Skrining ini penting untuk mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup bayi dengan penyakit jantung bawaan kritis.

Cara pemeriksaan skrining penyakit jantung bawaan kritis pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut12:

  • Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut oksimetri denyut, yang dapat mengukur kadar oksigen dalam darah.
  • Pemeriksaan dilakukan pada bayi berusia 24-48 jam pada tangan kanan dan kaki.
  • Hasil pemeriksaan dikatakan positif jika saturasi oksigen kurang dari 90% di tangan kanan atau kaki, atau jika ada perbedaan lebih dari 3% antara tangan kanan dan kaki.
  • Hasil pemeriksaan dikatakan negatif jika saturasi oksigen lebih dari 95% di tangan kanan dan kaki, dan perbedaan kurang dari 3% antara tangan kanan dan kaki.
  • Jika hasil pemeriksaan antara 90-95% atau perbedaan lebih dari 3%, maka pemeriksaan diulang setelah satu jam. Jika hasilnya masih sama, maka dikatakan positif.
  • Bayi dengan hasil pemeriksaan positif sebaiknya segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menangani penyakit jantung bawaan kritis, setelah penyebab lain yang dapat menurunkan saturasi oksigen disingkirkan.
  • Bayi dengan hasil pemeriksaan negatif tetap perlu diperiksa tekanan nadi. Jika tidak teraba, maka perlu dilakukan pemeriksaan jantung lainnya, seperti ekokardiografi34.


Resiko tidak melakukan skrining penyakit jantung bawaan kritis atau melakukannya lebih dari 48 jam adalah bayi dapat mengalami komplikasi serius yang mengancam jiwa, seperti kejang, gagal organ vital, henti jantung, atau kematian. Penyakit jantung bawaan kritis dapat menyebabkan sirkulasi darah yang tidak normal, sehingga bayi dapat mengalami sianosis (kulit kebiruan), gagal jantung, atau syok. Penyakit ini memerlukan intervensi medis segera dalam tahun pertama kehidupan. Penyakit jantung bawaan kritis dapat dideteksi dengan melakukan skrining oksimetri denyut pada bayi baru lahir. Skrining ini dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat mengukur kadar oksigen dalam darah pada tangan kanan dan kaki bayi. Skrining ini dilaksanakan pada bayi berusia 24-48 jam setelah lahir1. Skrining ini penting untuk mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup bayi dengan penyakit jantung bawaan kritis234.

Mengapa skrining penyakit jantung bawaan kritis tidak dilaksanakan lebih awal, sebelum 24 jam. Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini, antara lain:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimanakah Menyusun RKA sesuai dengan Program ILP dengan struktur organisasi Puskesmas berbentuk klaster-klaster siklus hidup

**Rencana Kerja Anggaran (RKA)** yang sesuai dengan program **Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP)** di Puskesmas dengan struktur organisasi berbentuk klaster-klaster siklus hidup dapat disusun dengan memperhatikan beberapa aspek berikut: 1. **Klaster Manajemen**: Pada klaster ini, fokusnya adalah mengoordinasikan pelayanan kesehatan primer berdasarkan siklus hidup, bukan lagi berbasis program. Kepala Puskesmas akan menetapkan pembagian seluruh petugas Puskesmas ke dalam klaster dan menetapkan struktur organisasi Puskesmas berdasarkan pembagian klaster ini¹². 2. **Klaster Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak**: Klaster ini mencakup pelayanan kesehatan untuk ibu, anak, dan remaja. Pusat kesehatan akan memberikan paket pelayanan komprehensif di masing-masing klaster ini²⁴. 3. **Klaster Pelayanan Kesehatan Usia Dewasa dan Lansia**: Pada klaster ini, pelayanan kesehatan difokuskan pada usia dewasa dan lansia. Berbagai layanan yang sesuai dengan fase kehidupan akan diberikan²⁴. 4. **Klast

Tips Menentukan Topik Penelitian

*🌻TIPS MENENTUKAN TOPIK PENELITIAN 🌻* *Pilih topik yang sesuai dengan minat*  Pilih topik penelitian yang sesuai dengan minat Bapak/Ibu dan keahlian yang di miliki. Meneliti topik yang Bapak/Ibu minati akan membuat Anda lebih termotivasi dan terlibat dalam proses penelitian. *Tinjau Literatur*  Lakukan tinjauan literatur yang komprehensif untuk mengetahui topik penelitian yang telah banyak diteliti dan topik penelitian yang masih belum tergarap sepenuhnya. Identifikasi kesenjangan penelitian yang ada dan temukan topik yang relevan untuk mengisi kesenjangan tersebut. *Perhatikan Aktualitas dan Relevansi*  Pilih topik penelitian yang aktual (baru) dan relevan/berkaitan dengan permasalahan atau isu yang sedang berkembang dalam bidang ilmu Bapak/Ibu. Hal ini akan meningkatkan peluang diterimanya penelitian Bapak/Ibu di jurnal Scopus. *Pertimbangkan Sumber Daya Tersedia*  Pertimbangkan ketersediaan sumber daya, termasuk waktu, dana, dan fasilitas yang diperlukan untuk penelitian. Pastikan

Desa Adalah Masa Depan Indonesia Yang Gemilang

Keberhasilan pemerintahan desa dapat menjadi bagian penting dari masa depan   Indonesia   yang gemilang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa keberhasilan pemerintahan desa dapat berkontribusi pada masa depan   Indonesia   yang gemilang: Pemberdayaan Masyarakat : Pemerintahan desa yang efektif dapat membantu dalam pemberdayaan masyarakat setempat. Melalui partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan program-program pembangunan, masyarakat dapat merasakan dampak positifnya dan terlibat dalam pembangunan negara. Pengelolaan Sumber Daya : Desa-desa di  Indonesia  seringkali memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Pemerintahan desa yang baik dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya ini secara berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan negara. Peningkatan Kesejahteraan : Dengan adanya pemerintahan desa yang efektif, program-program pembangunan dan pemberdayaan ekonomi dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Hal ini dapat