Langsung ke konten utama

Apakah berkembangnya Aliran di Luar Hindu Dresta Bali, di Bali di Larang?

Hindu Dharma Bali, terdapat dua konsep penting yang dikenal sebagai Panca Srada dan Panca Yadnya.

Panca Srada merujuk pada lima upacara kematian yang dilakukan dalam agama Hindu Bali. Upacara-upacara ini adalah:

1. Mesaben: Upacara penyucian dan pemurnian jenazah sebelum dikremasi.
2. Ngaben: Upacara kremasi dimana jenazah dibakar sebagai transformasi dari dunia fana ke dunia yang abadi.
3. Metatah: Upacara pemotongan gigi taring saat masa puber bagi laki-laki.
4. Tedun: Upacara pernikahan.
5. Ngeruak: Upacara pemakaman anak-anak.

Upacara-upacara ini merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali dan diyakini sebagai langkah untuk membebaskan roh dari ikatan duniawi dan mempersiapkannya untuk kehidupan di alam baka.

Panca Yadnya, di sisi lain, merujuk pada lima jenis upacara pemujaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari oleh pemeluk Hindu Dharma Bali. Upacara ini memiliki tujuan untuk mempersembahkan pengorbanan kepada para dewa dan roh leluhur guna mendapatkan berkah dan keselamatan. Lima jenis Panca Yadnya adalah:

1. Dewa Yadnya: Upacara pemujaan kepada dewa-dewa Hindu.
2. Rsi Yadnya: Upacara pemujaan kepada para pendeta dan guru spiritual.
3. Pitra Yadnya: Upacara pemujaan kepada roh leluhur.
4. Manusa Yadnya: Upacara pemujaan kepada sesama manusia atau sesama umat Hindu.
5. Bhuta Yadnya: Upacara pemujaan kepada kekuatan-kekuatan alam, roh-roh jahat, dan elemen-elemen alam.

Melalui pelaksanaan Panca Yadnya, pemeluk Hindu Dharma Bali berharap untuk menjaga keseimbangan dan harmoni di dunia ini serta mendapatkan keberkahan dan kehidupan yang baik.

Tidak ada larangan atau kebijakan resmi dari pemerintah Bali yang melarang berkembangnya aliran Hindu di luar Hindu Dharma Bali. Namun, karena Hindu Dharma Bali telah menjadi bagian integral dari budaya Bali dan diakui sebagai agama resmi di Bali, maka masyarakat Bali secara umum cenderung mempertahankan agama ini dengan kuat. 

Di sisi lain, beberapa praktik Hindu di luar Hindu Dharma Bali mungkin dianggap "asing" oleh sebagian besar masyarakat Bali dan tidak sesuai dengan tradisi lokal atau budaya Bali. Oleh karena itu, beberapa aliran Hindu mungkin tidak diinginkan agar tidak mengganggu nilai-nilai dan praktik religius yang sudah lama terjalin di masyarakat Bali. 

Namun, Bali adalah pulau yang terkenal dengan keramahannya yang besar terhadap berbagai agama dan kepercayaan. Pemerintah Bali terus mendorong kerjasama lintas agama dan toleransi beragama, dan menghormati hak setiap individu untuk beribadah sesuai keyakinannya sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelinggih Catu Meres dan Catu Mujung

Pelinggih Catu Mujung adalah salah satu jenis pelinggih yang ditemukan di pura-pura di Bali. Pelinggih ini memiliki bentuk atap yang khas, yaitu atap yang terbuat dari serat ijuk yang dibuat lancip mengerucut ke atas seperti berkuncir¹³. Pelinggih ini biasanya digunakan sebagai tempat pemujaan kepada Dewa manifestasi Tuhan. Dalam konteks pemujaan di Bali, Pelinggih Catu Mujung sering ditempatkan bersama dengan Pelinggih Limas Catu. Kedua pelinggih ini biasanya dibangun di sebelah kanan Pelinggih Gedong Pertiwi dan menghadap ke barat¹. Pelinggih Gedong Pertiwi sendiri adalah tempat untuk memuja leluhur yang telah mencapai alam Dewa atau Sidha Dewata¹. Pelinggih Catu Mujung dan Limas Catu memiliki peran penting dalam sistem pemujaan bertahap yang disebut Apara Bhakti, di mana pemujaan dilakukan secara bertahap mulai dari leluhur hingga Dewa¹. Sistem ini sesuai dengan ajaran dalam Manawa Dharmasastra yang menekankan pentingnya pemujaan leluhur sebelum pemujaan kepada Dewa¹. Apakah ada hal...

Satu Lagi Bukti Keberadaan PSC Bali

Menkes Serahkan Bantuan Pusat Penanggulangan Krisis Tanggal: 12/02/2007 00:00:00 Belajar dari pengalaman menghadapi bencana selama ini, tindakan pertolongan yang tepat dan cepat terhadap para korban bencana perlu dilaksanakan melalui sistem penanggulangan gawat darurat terpadu melalui Posko Public Safety Centre di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali, yang dapat memberikan layanan kesehatan berkualitas selama 24 jam. Demikian dikatakan Gubernur Bali dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Bali, Drs. I Nyoman Yasa, pada acara Penyerahan Bantuan Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) untuk Wilayah Regional Bali oleh Menkes RI Dr. dr. Fadilah Supari, Sp.Jp. kepada Gubernur Bali, Jumat tanggal 9 Februari 2007. Menurut Gubernur, dengan adanya bantuan untuk Pusat Penanggulangan Krisis Wilayah Regional Bali berupa alat-alat medis maupun alat-alat non medis seperti ambulance medik, mobil klinik, mobi loperasional, sepeda motor URC, dan sarana prasarana penunjang lainnya, adalah da...

Work Out Program at GE Case

Program Work Out di GE Ringkasan kasus Genaeral Electric memulai program workout ada awal 1990. Proses ini berlanjut menjadi tulang punggung dalam upaya GE memprakarsai perubahan. Pendorong lairnya workout adalah keyakinan CEO GE bahwa kultur perusahaan terlalu birokratis dan lamban dalam menangani perubahan. Ia ingin menciptakan kendaraan yang secara efektif akan melibatkan dan memberdayakan para pekerja GE. Workout mempertemukan semua karyawan dan manajer dari berbagai fugsi dan tingkatan dalam sebuah organisasi ke sebuah pertemuan informal selam tiga hari guna mambahas dan memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasikan oleh karyawan dan manajemen senior. Tim-tim kecil dibentuk, orang didorong untuk menantang asumsi yang sudah mapan menyangkut “cara kita melakukan sesuatu” dan menyusun rekomendasi untuk perbaikan sinifikan dalam proses-proses organisasi. Tim workout kemudian mempresentasikan rekomendasi mereka kepada seorang manajer senior dalam sebuah temu publik yan...