LATAR BELAKANG
Sejak tahun 2015, Provinsi Bali telah mencanangkan program "Bali Sehat" dengan tujuan mengurangi Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi, Namun pencapaian program tersebut belum memberikan hasil yang signifikan.
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah dua indikator penting yang mengukur kesehatan ibu dan anak di suatu wilayah. Berikut ini adalah beberapa informasi tentang angka kematian ibu dan angka kematian bayi di provinsi Bali berdasarkan data yang saya temukan:
- Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, angka kematian bayi (AKB) atau infant mortality rate (IMR) di Bali pada tahun 2020 adalah 13,26 per 1.000 kelahiran hidup. Ini berarti ada sekitar 13-14 bayi yang meninggal sebelum berusia satu tahun dari setiap 1.000 bayi yang lahir hidup. Angka ini menempatkan Bali di peringkat ke-24 dari 34 provinsi di Indonesia dalam hal AKB.
- Menurut Antara News Bali, angka kematian ibu (AKI) di Bali pada tahun 2012 adalah 95 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti ada sekitar 95 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan, persalinan, atau nifas dari setiap 100.000 bayi yang lahir hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011, yang mencatat AKI sebesar 84,2 per 100.000 kelahiran hidup.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Bali masih cukup tinggi dan membutuhkan upaya komprehensif untuk menurunkannya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah kualitas pelayanan kesehatan, aksesibilitas fasilitas kesehatan, tingkat pendidikan, status gizi, dan faktor sosial budaya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN ANAK DI PROVINSI BALI
Berikut beberapa faktor-faktor penyebab angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia:
- Kualitas pelayanan kesehatan: Faktor ini meliputi ketersediaan, keterjangkauan, dan keterampilan tenaga kesehatan, serta ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Kualitas pelayanan kesehatan yang rendah dapat menyebabkan ibu dan bayi tidak mendapatkan perawatan yang tepat dan sesuai standar, sehingga meningkatkan risiko komplikasi dan kematian.
- Sistem rujukan kesehatan: Faktor ini berkaitan dengan mekanisme dan prosedur yang digunakan untuk merujuk ibu dan bayi yang membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Sistem rujukan kesehatan yang tidak efektif dan efisien dapat menyebabkan keterlambatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai, sehingga meningkatkan risiko kematian.
- Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional: Faktor ini menyangkut kebijakan dan program yang bertujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yang belum optimal dapat menyebabkan ibu dan bayi tidak mendapatkan akses dan manfaat dari pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga meningkatkan risiko kematian.
- Kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan: Faktor ini mencakup alokasi anggaran, prioritas, dan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Kebijakan pemerintah daerah yang tidak mendukung dan konsisten dapat menyebabkan kurangnya sumber daya, fasilitas, dan program yang diperlukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
- Usia ibu saat melahirkan: Faktor ini berkaitan dengan risiko kesehatan yang berbeda antara ibu yang melahirkan pada usia muda (<20 tahun) atau tua (>35 tahun) dengan ibu yang melahirkan pada usia ideal (20-35 tahun). Usia ibu yang terlalu muda atau tua dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga meningkatkan risiko kematian.
- Berat badan lahir: Faktor ini berkaitan dengan berat badan bayi saat lahir, yang dapat mencerminkan status gizi dan kesehatan ibu dan bayi. Berat badan lahir yang rendah (<2500 gram) dapat meningkatkan risiko infeksi, asfiksia, hipotermia, dan masalah metabolik pada bayi, sehingga meningkatkan risiko kematian.
KERJASAMA LINTAS SEKTORAL
Untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, diperlukan kerjasama dan keterlibatan dari berbagai pihak atau lembaga yang memiliki peran dan tanggung jawab terkait. Berikut ini adalah beberapa pihak atau lembaga yang sebaiknya dilibatkan:
- Kementerian Kesehatan: Lembaga ini bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan, program, dan anggaran yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan ibu dan anak, termasuk pencegahan dan penanganan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, serta penyediaan vaksinasi, gizi, dan pelayanan kesehatan primer.
- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Lembaga ini bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan, program, dan anggaran yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, termasuk hak-hak reproduksi, kesetaraan gender, dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Lembaga ini bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan, program, dan anggaran yang berkaitan dengan peningkatan pendidikan dan kebudayaan, termasuk pendidikan kesehatan reproduksi, kesadaran dan perilaku hidup sehat, serta pengembangan budaya yang mendukung kesehatan ibu dan anak.
- Kementerian Sosial: Lembaga ini bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan, program, dan anggaran yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan sosial, termasuk perlindungan sosial, bantuan sosial, dan pemberdayaan masyarakat miskin dan rentan, termasuk ibu dan anak.
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi: Lembaga ini bertanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan, program, dan anggaran yang berkaitan dengan peningkatan pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi, termasuk penguatan kapasitas, infrastruktur, dan pelayanan kesehatan di daerah-daerah tersebut.
- Pemerintah daerah: Lembaga ini bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan, program, dan anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, serta mengembangkan kebijakan, program, dan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah, termasuk dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
- Fasilitas kesehatan: Lembaga ini bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, aman, dan terjangkau bagi ibu dan anak, termasuk pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, serta melakukan rujukan dan koordinasi dengan fasilitas kesehatan lainnya.
- Tenaga kesehatan: Lembaga ini bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, kompeten, dan humanis kepada ibu dan anak, termasuk melakukan pemeriksaan, konseling, pengobatan, tindakan, dan edukasi kesehatan, serta mengikuti standar, protokol, dan etika kesehatan.
- Organisasi masyarakat sipil: Lembaga ini bertanggung jawab untuk melakukan advokasi, monitoring, dan evaluasi terhadap kebijakan, program, dan anggaran yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, serta memberikan dukungan, bantuan, dan pelayanan kepada ibu dan anak yang membutuhkan, termasuk dalam hal akses, informasi, dan hak-hak kesehatan.
- Masyarakat: Lembaga ini bertanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab terhadap kesehatan ibu dan anak, termasuk melakukan pencegahan, deteksi dini, dan penanganan dini terhadap masalah kesehatan, serta memberikan dukungan, perlindungan, dan penghargaan kepada ibu dan anak.
Perusahaan swasta juga penting untuk dilibatkan dalam program CSR yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Perusahaan swasta memiliki sumber daya, jaringan, dan pengaruh yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya ibu dan anak yang rentan mengalami masalah kesehatan dan gizi. Beberapa contoh peran perusahaan swasta dalam CSR kesehatan ibu dan anak adalah:
- Menyediakan pelayanan kesehatan gratis atau subsidi bagi ibu dan anak, seperti pemeriksaan kehamilan, persalinan, imunisasi, pemberian vitamin, dan pengobatan penyakit.
- Memberikan bantuan makanan tambahan, susu, dan biskuit untuk meningkatkan asupan gizi ibu dan anak, khususnya yang mengalami stunting, wasting, atau underweight.
- Membangun atau memperbaiki fasilitas kesehatan, seperti posyandu, polindes, puskesmas, atau rumah sakit, yang dapat diakses oleh masyarakat sekitar.
- Memberikan bantuan beasiswa atau bantuan pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu, sehingga dapat melanjutkan sekolah dan mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan hidup sehat.
- Menjaga lingkungan sekitar perusahaan agar bersih, sehat, dan ramah lingkungan, sehingga dapat mencegah penularan penyakit dan pencemaran lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan ibu dan anak.
Dengan demikian, perusahaan swasta dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, serta meningkatkan kesehatan dan gizi ibu dan anak di Indonesia. Tentu saja, hal ini juga harus didukung oleh kerjasama dan koordinasi yang baik antara perusahaan swasta dengan pemerintah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil lainnya.
SRATEGI DAN INOVASI DALAM RANGKA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)
Berikut ini adalah beberapa strategi dan inovasi yang direkomendasikan dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia:
- Penguatan Puskesmas dan jaringannya: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat primer, termasuk pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan adalah: pengembangan model Puskesmas Siaga Ibu dan Anak (PSIA), pengembangan sistem informasi kesehatan ibu dan anak berbasis elektronik, pengembangan jejaring kerjasama antara Puskesmas, Rumah Sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya, serta peningkatan kapasitas dan motivasi tenaga kesehatan.
- Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas program kesehatan ibu dan anak, termasuk pengelolaan data, anggaran, sumber daya manusia, dan logistik. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan adalah: pengembangan sistem rujukan online, pengembangan sistem audit kematian ibu dan bayi, pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi berbasis web, serta pengembangan mekanisme insentif dan sanksi bagi tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan.
- Meningkatkan peran serta masyarakat: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab masyarakat terhadap kesehatan ibu dan anak, termasuk dalam hal pencegahan, deteksi dini, dan penanganan dini masalah kesehatan. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan adalah: pengembangan model kader kesehatan ibu dan anak, pengembangan model desa siaga ibu dan anak, pengembangan model kelompok dukungan ibu dan bayi, serta pengembangan model advokasi dan sosialisasi melalui media massa dan sosial.
- Kerjasama dan kemitraan: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi, koordinasi, dan kolaborasi antara berbagai pihak yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi, dan donor. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan adalah: pengembangan model konvergensi program kesehatan ibu dan anak, pengembangan model kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pengembangan model kemitraan antara pemerintah dan organisasi masyarakat sipil dalam advokasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan ibu dan anak, serta pengembangan model kemitraan antara pemerintah dan akademisi dalam penelitian dan pengembangan inovasi kesehatan ibu dan anak.
- Kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011: Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan, kualitas, dan dampak program kesehatan ibu dan anak melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat cepat, tepat, dan terukur. Beberapa inovasi yang dapat dilakukan adalah: pengembangan model pelayanan kesehatan ibu dan anak terpadu, pengembangan model pelayanan kesehatan ibu dan anak berbasis rumah, pengembangan model pelayanan kesehatan ibu dan anak berbasis sekolah, serta pengembangan model pelayanan kesehatan ibu dan anak berbasis komunitas.
USULAN LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI STRATEGI PENURUNAN AKI DAN AKB
Untuk mengimplementasikan strategi peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui pendekatan keluarga, berikut ini adalah beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan:
- Melakukan analisis situasi: Langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan kesehatan ibu dan anak yang ada di suatu wilayah, termasuk faktor-faktor penyebab, dampak, dan solusinya. Analisis situasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, seperti survei, wawancara, observasi, dan focus group discussion. Hasil analisis situasi dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan perilaku prioritas, kelompok sasaran, dan hambatan yang perlu diatasi.
- Menentukan perilaku prioritas: Langkah ini bertujuan untuk menentukan perilaku yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta dapat diubah melalui intervensi komunikasi. Perilaku prioritas dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, efektivitas, keterukuran, dan keterjangkauan. Contoh perilaku prioritas yang dapat dipilih adalah: melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, melahirkan di fasilitas kesehatan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih, memberikan ASI eksklusif, dan memberikan imunisasi lengkap kepada bayi.
- Menentukan kelompok sasaran: Langkah ini bertujuan untuk menentukan kelompok orang yang menjadi sasaran utama dari intervensi komunikasi, serta memiliki karakteristik, kebutuhan, dan preferensi yang seragam. Kelompok sasaran dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti keterlibatan, pengaruh, dan kesiapan. Contoh kelompok sasaran yang dapat dipilih adalah: ibu hamil, ibu menyusui, suami, keluarga inti, dan kader kesehatan.
- Menentukan hambatan: Langkah ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang menghambat kelompok sasaran untuk melakukan perilaku prioritas, serta cara untuk mengatasinya. Hambatan dapat bersifat internal atau eksternal, seperti pengetahuan, sikap, norma, keyakinan, akses, biaya, dan ketersediaan. Contoh hambatan yang dapat diidentifikasi adalah: kurangnya pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan kehamilan, adanya mitos dan stigma tentang melahirkan di fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan dari suami dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, dan jauhnya jarak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi.
- Menyusun struktur dan dimensi pesan kunci dan pendukung: Langkah ini bertujuan untuk menyusun pesan yang dapat menyampaikan informasi, motivasi, dan persuasi kepada kelompok sasaran untuk melakukan perilaku prioritas, serta mengatasi hambatan yang ada. Pesan kunci adalah pesan utama yang ingin disampaikan, sedangkan pesan pendukung adalah pesan tambahan yang dapat memperkuat pesan kunci. Struktur pesan adalah susunan logis dari pesan kunci dan pendukung, sedangkan dimensi pesan adalah aspek-aspek yang dapat mempengaruhi efektivitas pesan, seperti emosi, gaya bahasa, dan sumber kredibel.
- Mengembangkan saluran/media komunikasi: Langkah ini bertujuan untuk mengembangkan saluran atau media yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kepada kelompok sasaran, serta memilih yang paling sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan preferensi mereka. Saluran atau media komunikasi dapat bersifat interpersonal, kelompok, atau massa, seperti tatap muka, telepon, SMS, radio, televisi, poster, brosur, dan media sosial. Pemilihan saluran atau media komunikasi harus mempertimbangkan aspek-aspek seperti cakupan, frekuensi, intensitas, keterjangkauan, dan biaya.
KOMITMEN PIMPINAN TINGKAT DESA ADALAH KUNCI KEBERHASILAN PROGRAM INI
Komitmen pimpinan tingkat desa, seperti kepala desa dan kepala puskesmas, adalah penting untuk terlaksananya program peningkatan kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, pengetahuan mereka harus di-update melalui pelatihan-pelatihan, seminar, dan forum diskusi yang relevan dan berkualitas. Beberapa topik yang dapat diangkat dalam kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
- Konsep dan prinsip pendekatan keluarga dalam kesehatan ibu dan anak, termasuk manfaat, tujuan, dan strategi yang dapat dilakukan.
- Data dan situasi kesehatan ibu dan anak di wilayah masing-masing, termasuk angka kematian ibu, angka kematian bayi, cakupan pelayanan kesehatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Peran dan tanggung jawab pimpinan desa dalam mendukung program kesehatan ibu dan anak, termasuk alokasi anggaran, pengawasan, koordinasi, dan advokasi.
- Inovasi dan best practice yang telah dilakukan oleh desa-desa lain dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak, termasuk model desa siaga ibu dan anak, model pelayanan kesehatan ibu dan anak berbasis rumah, dan model kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta.
Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar, dan forum diskusi tersebut, diharapkan pimpinan desa dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi mereka dalam melaksanakan program kesehatan ibu dan anak di wilayah mereka. Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat menjadi sarana untuk berbagi pengalaman, informasi, dan masukan antara pimpinan desa dengan pihak-pihak lain yang terkait, seperti pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi .
Beberapa bidang pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan yang penting dimiliki oleh kepala desa dan kepala puskesmas dalam menurunkan AKI dan AKB:
- Bidang perencanaan dan implementasi pembangunan desa: Pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan di bidang ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, efektivitas, dan akuntabilitas pemerintahan desa dan pembangunan desa, termasuk dalam hal kesehatan ibu dan anak. Beberapa topik yang dapat dipelajari adalah: konsep dan prinsip otonomi desa, mekanisme dan prosedur perencanaan pembangunan desa, pengelolaan anggaran dan sumber daya desa, serta monitoring dan evaluasi pembangunan desa.
- Bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak: Pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan di bidang ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak di tingkat primer, termasuk pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Beberapa topik yang dapat dipelajari adalah: standar, protokol, dan etika pelayanan kesehatan ibu dan anak, manajemen dan sistem rujukan kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan penanganan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, serta penyediaan vaksinasi, gizi, dan pelayanan kesehatan primer.
- Bidang pemberdayaan masyarakat desa: Pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan di bidang ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung jawab masyarakat desa terhadap kesehatan ibu dan anak, termasuk dalam hal pencegahan, deteksi dini, dan penanganan dini masalah kesehatan. Beberapa topik yang dapat dipelajari adalah: konsep dan prinsip pendekatan keluarga dalam kesehatan ibu dan anak, peran dan fungsi kader kesehatan ibu dan anak, model-model pemberdayaan masyarakat desa dalam kesehatan ibu dan anak, serta metode-metode komunikasi, edukasi, dan advokasi kesehatan ibu dan anak.
- Bidang kerjasama dan kemitraan: Pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan di bidang ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi, koordinasi, dan kolaborasi antara berbagai pihak yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi, dan donor. Beberapa topik yang dapat dipelajari adalah: konsep dan prinsip kerjasama dan kemitraan dalam pembangunan desa, mekanisme dan prosedur kerjasama dan kemitraan antar-sektor, model-model kerjasama dan kemitraan dalam kesehatan ibu dan anak, serta manfaat dan tantangan kerjasama dan kemitraan dalam kesehatan ibu dan anak.
Dengan memiliki pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan di bidang-bidang tersebut, diharapkan kepala desa dan kepala puskesmas dapat berperan aktif dan efektif dalam menurunkan AKI dan AKB di wilayah mereka. Tentu saja, hal ini juga harus didukung oleh sumber daya, fasilitas, dan program yang memadai, serta dukungan dari pihak-pihak lain yang terkait.
Menghadirkan seorang motivator, ahli manajemen strategis, ahli ekonomi, strategic designer, ahli negosiator, dan ahli-ahli rekomendasi lainnya dapat membantu mengembangkan pengetahuan para pemimpin desa dan puskesmas dalam menurunkan AKI dan AKB. Para ahli tersebut dapat memberikan wawasan, inspirasi, dan bimbingan yang berdasarkan pada teori, praktik, dan pengalaman mereka di bidang masing-masing. Selain itu, para ahli tersebut juga dapat membantu para pemimpin desa dan puskesmas dalam merumuskan visi, misi, tujuan, strategi, dan rencana aksi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah mereka. Dengan demikian, para pemimpin desa dan puskesmas dapat meningkatkan kapabilitas, kinerja, dan hasil mereka dalam program kesehatan ibu dan anak.
KESIMPULAN
- Kita telah membahas tentang angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di provinsi Bali, termasuk data, faktor-faktor penyebab, dan solusi yang dapat dilakukan.
- Kita telah mengetahui bahwa AKI dan AKB di Bali masih cukup tinggi dan membutuhkan upaya komprehensif untuk menurunkannya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi AKI dan AKB adalah kualitas pelayanan kesehatan, sistem rujukan kesehatan, implementasi Jaminan Kesehatan Nasional, kebijakan pemerintah daerah, usia ibu saat melahirkan, dan berat badan lahir.
- Kita telah merekomendasikan beberapa strategi dan inovasi yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB di Bali, yaitu: penguatan puskesmas dan jaringannya, penguatan manajemen program dan sistem rujukannya, meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan, dan kegiatan akselerasi dan inovasi tahun 2011.
- Kita juga telah menyarankan bahwa pentingnya mengembangkan pengetahuan, pelatihan, dan pendampingan bagi para pemimpin desa dan puskesmas dalam menurunkan AKI dan AKB. Beberapa bidang yang penting dimiliki oleh para pemimpin desa dan puskesmas adalah: perencanaan dan implementasi pembangunan desa, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemberdayaan masyarakat desa, dan kerjasama dan kemitraan. Beberapa ahli yang dapat membantu mengembangkan pengetahuan para pemimpin desa dan puskesmas adalah: motivator, ahli manajemen strategis, ahli ekonomi, strategic designer, ahli negosiator, dan ahli-ahli rekomendasi lainnya.
Komentar
Posting Komentar